Ketika cinta bukan kegilaan, itu bukanlah cinta.
~ Pedro Calderon de la Barca ~
Catatan:
Aku ingat sebuah kisah cinta beberapa hari ini ketika mempersiapkan tulisan untuk Valentine’s Day di sini. Kisahnya dari sebuah buku milik Papa (yes . . . my Pop is also an avid reader). Tapi sudah bertahun-tahun tidak pernah kulihat di mana buku itu terselip. Jadilah, aku memutuskan tidak jadi menyadur tapi mengarang dari luar kepala (benar-benar dari luar kepala alias nggak ingat rinciannya). Setelah hampir jadi, barulah Michael, adikku, (dengan gembira) memberitahu bahwa dia berhasil menemukan buku itu. Jadilah aku membanding-bandingkan kedua karya dan kemudian memutuskan menyelesaikan karanganku saja.
So, kalau bagus, ingatlah tulisan ini diilhami tulisan yang juga bagus; kalau jelek, well . . . timpakan salahnya kepada pengarang amatiran ini.
Happy Valentine’s Day!
Mestinya aku berusia sekitar sebelas tahun ketika Paman dan Bibi membawaku berlibur selama sebulan di Paris. Kami tinggal di rumah Madame Dupont, di sebuah rumah tua yang nyaman sedikit di luar Paris.
Setiap hari dengan antusias yang meletup-letup Bibi dan Paman keluar untuk menjelajahi Paris. Tetapi, setelah hari pertama berkeliling dengan mereka, aku tidak tertarik untuk melihat-lihat kota cantik itu lebih jauh. Aku ingin tinggal di rumah, duduk di salah satu sudut ruang makan yang luas dan nyaman atau berkeliaran di seantero rumah yang antik tapi hangat. Aku ingin menyaksikan Madame Dupont yang dengan penuh kegembiraan membenahi rumahnya.
Dia seorang wanita ayu. Malah, menurutku, wanita paling ayu yang pernah kujumpa. Dan dia memiliki senyum yang luar biasa manis. (lebih…)